Jakarta Time
Pada saat membangun sebuah website, pastinya kita perlu menampilkan
sebuah website yang indah dan interaktif. Tapi, bukan berarti website
yang indah dan interaktif harus menampilkan desain yang penuh gambar dan
full animasi, justru hal itu akan menjadi fatal untuk website kita.
Mengapa? Karena gambar dan animasi akan membuat website yang dibuat menjadi lambat ketika dibuka oleh pengunjung website. Salah-salah, semula kita bermaksud untuk menarik minat pengunjung malah akan membuat pengunjung berpindah ke website lain. Jadi, alangkah baiknya jika kita memperhatikan jumlah gambar dan pemakaian animasi.
Kemudian, untuk membangun sebuah website kita dapat menggunakan tabel, layer dan frame. Namun, pembuatan website menggunakan tabel, layer maupun frame juga kurang efektif, karena akan mengakibatkan web yang dibuat menjadi lambat diakses. Oleh karena itu, kita dapat menggantikan fungsi tabel dengan CSS, karena kita dapat melakukan pengaturan halaman agar lebih menarik.
Mengapa? Karena gambar dan animasi akan membuat website yang dibuat menjadi lambat ketika dibuka oleh pengunjung website. Salah-salah, semula kita bermaksud untuk menarik minat pengunjung malah akan membuat pengunjung berpindah ke website lain. Jadi, alangkah baiknya jika kita memperhatikan jumlah gambar dan pemakaian animasi.
Kemudian, untuk membangun sebuah website kita dapat menggunakan tabel, layer dan frame. Namun, pembuatan website menggunakan tabel, layer maupun frame juga kurang efektif, karena akan mengakibatkan web yang dibuat menjadi lambat diakses. Oleh karena itu, kita dapat menggantikan fungsi tabel dengan CSS, karena kita dapat melakukan pengaturan halaman agar lebih menarik.
CSS yang memiliki kepanjangan Cascade Style Sheet ini digunakan para web
designer untuk mengatur style elemen yang ada dalam halaman web mereka,
mulai dari memformat teks, sampai pada memformat layout. Tujuan dari
penggunaan CSS ini adalah supaya diperoleh suatu kekonsistenan style
pada elemen tertentu.
Perkembangan CSS sendiri berawal pada tahun 1996, dimana W3C (World Wide Web Consortium), sebuah konsorsium untuk standarisasi web, menyusun draft proposal untuk membuat CSS ini dan akhirnya dapat berjalan. Selanjutnya pada pertengahan tahun 1998, W3C mengembangkan CSS2 yang diperbaharui untuk kepentingan media lain (tidak hanya untuk PC web browser). Akhirnya mulai pada tahun 2000, telah dikembangkan CSS3 oleh W3C yang sampai saat ini masih terus diperbaharui lagi.
Namun pada saat ini, hanya CSS2 yang masih didukung oleh kebanyakan web browser, tapi tidak demikian halnya untuk CSS3. Masih sedikit web browser yang mendukung CSS3.
CSS merupakan sebuah perintah yang mamapu berjalan diantara tag HTML, jadi versi HTML juga akan berpengaruh terhadap objek yang dihasilkan oleh CSS itu sendiri.
Perkembangan CSS sendiri berawal pada tahun 1996, dimana W3C (World Wide Web Consortium), sebuah konsorsium untuk standarisasi web, menyusun draft proposal untuk membuat CSS ini dan akhirnya dapat berjalan. Selanjutnya pada pertengahan tahun 1998, W3C mengembangkan CSS2 yang diperbaharui untuk kepentingan media lain (tidak hanya untuk PC web browser). Akhirnya mulai pada tahun 2000, telah dikembangkan CSS3 oleh W3C yang sampai saat ini masih terus diperbaharui lagi.
Namun pada saat ini, hanya CSS2 yang masih didukung oleh kebanyakan web browser, tapi tidak demikian halnya untuk CSS3. Masih sedikit web browser yang mendukung CSS3.
CSS merupakan sebuah perintah yang mamapu berjalan diantara tag HTML, jadi versi HTML juga akan berpengaruh terhadap objek yang dihasilkan oleh CSS itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar